CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »
Hello! Myspace Comments
Myspace Layouts


Selamat Datang Di Blogg Ku !

Ni Blogg saya, MUNGKIn AkAN MENArIk PErHATIAN PArA PECAndU BloGg.

SAYA UCAPkan TerimAKSIh UDAh MEmBUka BlogG Ku....!






Jumat, 09 Januari 2009

KASIH dan BINGUNG




Ketika itu kehidupan di Hong Kong masih sangat sulit. Tidak seperti sekarang
ini. Tetapi yang namanya kerja-keras - banting tulang - ya dari dulu sampai
sekarang penghidupan di Hong Kong selalu menuntut orang-orang berbuat
kerja-keras - banting tulang.

Ada satu komunite orang-orang kita yang datang dari Jawa dan memulai
berpenghidupan di Hong Kong. Antara satu keluarga dan keluarga lainnya dan
antara satu orang dengan orang lainnya, saling bersahabat dan merasakan
dirinya saling dekat. Pada umumnya seluruh komunite ini tinggalnya di
berbagai apartemen. Apartemen yang sempit dihuni oleh orang yang banyak.
Tidak banyak atau sangat sedikit ada orang yang apartemennya yang luas dan
punya ruangan yang besar dan leluasa. Siapa juga tahu bahwa Hong Kong itu
adalah pulau yang kecil - tanahnya sempit - penduduknya padat - mencari
pekerjaan sulit, paling sedikit tidak gampanglah!

Di komunite yang kita ceritakan ini - ada seorang yang tak dapat lagi
dikatakan muda. Tadinya dia hidup sendirian - bekerja di sebuah toko
makanan. Penghidupannya rata-rata sama dengan orang-orang dan keluarga
lainnya. Jauh daripada kaya - tetapi juga tidak miskin amatlah. Dapat
memenuhi kehidupan minimum - makanan dan pakaian serta perumahan walaupun
bersempit-sempit. Nama bapak yang sedang kita ceritakan ini adalah Pak
Wiryo. Pada mulanya banyak orang-orang suka kepada Pak Wiryo ini. Karena
memang dia ramah - baik dan pandai cerita. Yang paling menarik - dalam
setiap ceritanya akan selalu dibumbui dengan kata k a s i h. Selalu
menekankan kasih - kasih sesama manusia - kasih sesama antara sesama - tentu
saja antara teman dan saudara. Kalau lebih dari itu kata-kata dan ceritanya
- Pak Wiryo ini tentu akan disangka orang - adalah seorang pendeta atau
seorang yang sangat paham akan ilmu agama - dan kira-kira agama Kristen.

Tadinya banyak orang-orang - keluarga - anak-anak muda - yang sering datang
ke apartemen Pak Wiryo ini. Mau bercakap-cakap - mau mendengarkan
cerita-cerita Pak Wiryo. Dan mereka yang datang itu ada-ada saja yang
dibawanya - berupa makanan - hidangan ala kadarnya buat disantap bersama
ramai-ramai. Siapa yang akan tega datang tanpa membawa apa-apa ke rumah Pak
Wiryo yang cerita dan kata-katanya selalu menekankan tentang K A S I H. Dan
semua orang juga memang rela dan ikhlas memeberikan yang barangkali bisa
dihubungkan dengan kasih itu tadi.

Suatu waktu ada keluarga dari komunite itu yang kedatangan tamu - yang agak
ramai - dari Jawa, katanya sih dari pedesaan di Purwodadi. Agak sedikit
sibuklah komunite ini, bagaimana menempatkan sebanyak 7 orang yang baru
datang itu. Sedangkan apartemen mereka begitu sempitnya. Maka orang-orang
ini berunding - berbagi - akan ditempatkan di keluarga mana - kepada siapa.
Orang-orang mengusulkan agar satu atau dua orang semoga bisa di apartemen
Pak Wiryo. Dan mereka mendatangi Pak Wiryo - memohon kebaikannya agar bisa
menerima satu atau dua orang yang baru datang itu. Tetapi katanya - Pak
Wiryo sendiri akan kedatangan keluarganya juga pada hari Senin ini - yang
ketika itu sudah hari Sabtu - jadi artinya dua hari lagi. Orang-orang ini
memaklumi keadaan Pak Wiryo yang akan kedatangan tamu juga. Terpaksa cari
lagi keluarga lainnya.

Suatu waktu ada keluarga komunite ini yang ke toko di mana Pak Wiryo
bekerja. Mereka mau membeli makanan jadi - seperti gorengan - perkedel -
empal dan goreng sayap ayam. Kebetulan ketika itu Pak Wiryo yang
meladeninya. Setelah memesan beberapa macam makanan - dan dengan tak lupa
Pak Wiryo memberikan sedikit makanan yang berlebih - orang itu dengan senang
hati pulang membawa makanan itu - yang resmi dibeli dan yang dapat persen
dari Pak Wiryo.

Ketika sampai di rumah - ternyata kegembiraan mula pertama tadi - agak surut
dan lama-lama hilang. Sebab ternyata yang resmi dibeli - adalah makanan yang
sudah kurang segar dan makanan yang berupa persenan itu - sudah termasuk
tidak layak-makan lagi. Jadi semua makanan tadi bukan yang seperti
diharapkan si pembeli.

Tetapi mungkin Pak Wiryo tak sengaja atau lupa atau salah pilih.
Bagaimanapun dalam hati si pembeli dan orang-orang tertentu di komunite itu
sudah sedikit ada catatan dalam pikirannya masing-masing. Yang paling
orang-orang ingat - yang katanya keluarga Pak Wiryo mau datang itu -
ternyata tidak ada - atau tidak jadi datang barangkali.

Lalu pikiran orang-orang berkembang atas perilaku Pak Wiryo sendiri.
Orang-orang menghubungkan dengan "khotbah"nya sendiri - agar selalulah
menyebarkan kasih, maka orang-orang sedikit demi sedikit jadi berpikir -
yang harus kasih itu yang mana? Apakah orang-orang lain kepada Pak Wiryo
sendiri ataukah antara sesama manusia tanpa perbedaan status sosial. Makin
lama kehidupan di sana - semakin akan ketahuan dan sangat transparan semua
ulah perilaku siapapun. Apalagi komunite ini kecil dan pergaulannya rapat
dan saling dekat. Pelan-pelan dan sejak agak lama - mulailah ada orang-orang
memberi gelaran kepada Pak Wiryo. Semula banyak yang menggelari Pak Wiryo
dengan nama Pak Kasih. Ini karena dari mulutnya terlalu banyak kata-kata
kasih. Tetapi ada juga yang menggelarinya Pak Bingung. Mengapa begitu?
Orang-orang bepikir bahwa Pak Wiryo alias Pak Kasih itu adalah orang serba
bingung - akan diberikah kebaikan kepada seseorang atau hanyalah kata-kata
yang tidak punya arti sesungguhnya. Dan ada juga yang menapsirkan yang
bingung itu bukannya Pak Wiryo - tetapi justru para tetangga dan orang-orang
sekelilingnya - sebab kata-kata kasih dengan kenyataan selama ini antara Pak
Wiryo dengan orang komunitenya sangat bertentangan dengan "khotbah" selama
ini.

Tetapi ternyata yang mengamalkan kata kasih itu lebih banyak orang-orang
yang tidak bicara soal kasih tetapi mengandung banyak pengertian kasihnya
sendiri. Karena antara lain - betapapun Pak Wiryo hanya dalam kata-kata
menyebarkan "khotbah" kasih itu - sedangkan orang-orang lain tetap tidak
lalu mengurangi perhatian dan kebaikan kepada Pak Wiryo. Sekali-sekali
mereka tetap datang ke rumah Pak Wiryo - dan selalu ada-ada saja yang dibawa
mereka ke Pak Wiryo - baik berupa makanan siap-santap maupun bahan
mentahnya. Sebab Pak Wiryo sudah berusia kepala tujuh - dan orang-orang
tetap ada rasa kasih kepada Pak Wiryo tanpa menyebarkan kata-kata dan
"khotbah" seperti yang selalu disebarkan Pak Wiryo. Ternyata - dan ada yang
berpikiran demikian - apakah kasih itu harus datang dari orang lain agar
menyebarkan kepada Pak Wiryo? Sebab selama ini samasekali tidak terbukti apa
yang dilakukan Pak Wiryo sama dengan apa yang disebarkannya. Bahkan ada yang
diam-diam dalam hatinya menyebut Pak Kasih yang satu ini cukup egois dan
sangat mementingkan dirinya sendiri. Tetapi namun demikian - orang-orang
yang dalam hatinya ada pikiran begitu tadi - tetap secara biasa masih mau
mendekati Pak Wiryo - sebagai orang tua yang seharusnya selalu dihormati,-