CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »
Hello! Myspace Comments
Myspace Layouts


Selamat Datang Di Blogg Ku !

Ni Blogg saya, MUNGKIn AkAN MENArIk PErHATIAN PArA PECAndU BloGg.

SAYA UCAPkan TerimAKSIh UDAh MEmBUka BlogG Ku....!






Jumat, 09 Januari 2009

kumpulan Crita2


Memang dalam hal itu aku terlalu
Memang dalam perilakuku kadang terlalu
Memang dalam ucapanku juga sering terlalu
Memang dalam mimpiku banyak terlalu
Memang dalam pikiranku selalu terlalu

Tapi, memang terlalu jika tak satupun beritanya yang berlalu
Sungguh-sungguh terlalu padaku
Keterlaluan itu memang as-yu

kalau kalian ingin melihat URL ini lebih lenkap lagi klik disini Syap2 Merpati

Cerpen Lucu

Kado Pernikahan Untuk Istriku

by. Lintang alit



Siapa sih yang ngga seneng punya cewek yang doyan baca alias kutu buku. Seperti cewekku yang semata wayang, yah matanya memang semata wayang, tapi bukan wayang yang dijejer paling pinggir kiri dan pinggir kanan. (Lho itu kan buta!).

Cewek semata wayangku ini ngefans berat sama yang namanya buku. Pokoknya buku apa saja diembat, dari bacaan ringan sampai yang berat. (Kayak makanan aja!). Yang bikin aku salut, dia itu seorang BMI, tapi otaknya kayak mahasiswi. (Ceile…). Dia sekarang lagi ngadu nasib di Hongkong dan alhamdulillah dapat majikan lumayan baik, buktinya dia bisa bertahan hampir 4 tahun pada satu majikan. Tapi ada sedihnya juga, takut kalau seandainya dia kerasan dinegeri orang terus dia ngga mau balik-balik kekampung, dan yang lebih parah kalau sampai dia kegaet cowok Hongkong. Tak ada semangat untuk hidup! Hidup segan mati tak mau! (Busyet…). Tapi alhamdulillah sampai sekarang kita masih berhubungan dengan baik lewat kabel canggih ataupun via post. Tapi kadang aku dibuat bingung dengan hubungan kami berdua, dibilang pacar atau teman aku kadang ngga ngerti, mungkin istilah ngetrend nya TTM, alias teman tapi mesra. Tapi kalau dibilang mesra kayak nya kurang cocok, soalnya dia itu anaknya don’t care banget. Tapi karena hal itulah, aku dibuat klepek-klepek sama dia. Tapi kadang aku juga dibikin jengkel dengan ulahnya, dia hobby banget ngerjain orang. Eh iya perlu dicatat!! Aku sudah menganggap dia sebagai cewekku! Pacarku! Walau dia sering protes kalau dalam Islam itu tidak ada istilah pacaran tapi aku tidak perduli! Tidak perduli! Fahamkan!! (Waduh koq jadi emosi sih, sabar… sabar…). Sorry perlu dicatat juga. Dia, cewekku maksudnya pelit banget sama yang namanya ‘ngobrol’. Jangan harap aku bakal menerima SMS setiap hari atau telefon satu minggu sekali. Kalau aku ngga bertindak untuk SMS duluan ngga bakal aku nerima SMS dari dia. Itulah salah satu sifatnya ‘cuek’ tapi kadang suka usil, seperti waktu itu sudah hampir satu bulan baik dia maupun aku ngga pernah kirim kabar sama sekali walaupun cuma satu SMS, dan tiba-tiba dia SMS

“Assalamu’alaikum, dapat salam dari Mba Sri” lalu ku jawab

“Wa’alaikumsalam, Mba Sri siapa ya?”

“Munafik! Ternyata benar kamu tidak pernah menyukai aku, kamu hanya ingin balas dendam! Iya kan?”

“Lho, ngomongnya koq begitu. Sudah kubilang dari dulu aku tidak pernah mendendam sama kamu. Masa lalu yang menyakitkan itu sudah aku kubur dalam-dalam. Aku ingin membuka lembaran hidup baru denganmu. Sungguh aku tidak tahu Sri yang mana??” jawabku

“Alah… pura-pura lupa”

“Tolong jelaskan Sri siapa? Apa Sri Hastati? Kamu pastinya tahu kalau dia sudah menikah bahkan sekarang anaknya sudah dua. Sungguh aku masih setia mencintaimu! Pliz..jelaskan…” setelah kuketik lalu kutekan ‘send’, kutunggu beberapa saat, tak lebih dari tiga menit dia balas SMS ku

“Masih ingat ngga, dulu kamu pernah cerita, tahun 2005 pas kamu kehutan, disana kamu ketemu sama raja hutan dan kamu bilang sama raja hutan nitip salam buat Mba Srigala!! Hahaha…”

Ya ampun… ini anak keterlaluan banget, coba kalau dia didepanku sudah kujitak kepalanya. Lalu kubalas

“Ih… bikin jantungan aja! Awas kalau ketemu nanti!”

“Justru kamu yang harus hati-hati. Ingat! Siapkan mental kalau ketemu aku nanti. Banyak ranjau darat!! Hahaha… Udah ah lagi rekaman nih.”

Rekaman… itu berarti dia lagi masak, dia memang sering menggunakan istilah-istilah lucu, misalnya kalau ngepel ‘senam lantai’, kalau lagi motongin sayur bilangnya ‘taekwondo’, untuk istilah bersihin kamar mandi dia bilang ‘apel WC’, kalau belanja bilangnya lagi ‘kasting’, katanya biar kerenan dikit. Ada-ada saja. Sejak aku ketemu dengan dia lagi, wawasanku jadi bertambah, terutama soal agama. Sungguh aku tidak menyangka walau dia dinegeri orang, tapi dia masih ingat dengan adat timurnya. Agamanya juga! Malah bisa dibilang dia lebih banyak tahu daripada aku, mungkin karena hobby bacanya itu dia jadi luas wawasan. Seperti aku tanya hal yang lebih serius, tentunya lewat SMS karena kalau telefon Indonesia ke Hongkong mungkin aku harus menguras gajiku selama tiga bulan.

“Aku ingin ngomong sesuatu sama kamu, serius!” kataku

“Assalamu’alaikum, ngomong apa nih? Mukaku udah duarius, hihihi” tuh usil banget kan, lalu kujawab

“Wa’alaikumsalam, sorry tadi ngga pakai salam. Gini… aku ingin menjalin hubungan lebih serius dengan kamu, kamu bilang dalam Islam ngga ada yang namanya pacaran. Kalau lebaran nanti aku cuty, aku akan kerumah untuk meminangmu, dan kalau kamu pulang nanti kita langsung menikah. Gimana?...”

“Kamu serius???” dia balik nanya

“Sudah dibilang dari tadi aku ngomong serius!!”

“Ok! Ok! Sorry… tapi apa kamu sudah memikirkannya dengan baik? Apa sudah dimusyawarahkan dengan ortu mu? Siapa tahu mereka sudah punya calon sendiri untukmu. Satu lagi, apa kamu tidak malu punya pendamping yang tentunya kamu sudah tahu sendiri apa statusku”

“Aku mencintai orang bukan karena statusnya! Tapi hatinya!”

“Aduh… jangan emosi gitu donk, afwan deh bukannya aku bersu’udzon” jawab dia. Aku ngga tahu harus ngomong apalagi, sungguh aku ingin menjadikan dia sebagai pendamping hidupku. Selamanya!!

“Duh… marah beneran ya? Ok, ku cabut kata-kata yang terakhir tadi. Tapi gimana dengan ortu mu? Balas!” dia SMS lagi, aku nyengir. Lalu ku jawab

“Ortu ku tidak pernah memaksakan kehendak pada anaknya”

“Amin… tapi masih ada yang mengganjal nih”

“Apalagi?” tanyaku

“Hampir 8 tahun kita tidak pernah ketemu, tentunya banyak yang berubah. Aku takut kalau kamu membayangkan diriku saat kita masih disekolah dulu.”

“Maksudmu apa? Apa ini penolakan secara halus? Apa aku akan sakit untuk kedua kalinya?” tanyaku bertubi-tubi

“Bukan. Bukan itu maksudku. Kebanyakan cowok suka cewek yang cantik, pinter dandan dan berbody aduhai. Aku ngga masuk kategori itu, wajah tak ber make-up dan bibir tak bergincu”

“Alami malah lebih indah” kataku

“Jangan munafik!”

“Bener!!!”

“Kamu tahu ngga!? Bulu alisku ngga pernah aku cabuti seperti kebanyakan cewek, karena aku ada baca dibuku bahwa Allah melaknat wanita yang mencabut bulu alisnya, dan orang yang menyambung atau minta disambungkan rambutnya, dan orang yang minta ditato atau yang mentatonya” tuh kan ujung-ujungnya kebuku juga, lalu aku iseng bertanya

“Kalau nyabutin bulu ketiak??”

“Itu fitrah Kakanda” wah… serasa mau melayang dipanggil kakanda hehehe…

“Kakanda baru tahu, sayang” kataku sedikit mesra

“Fitrah manusia itu ada lima; memotong kuku, menipiskan kumis, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, dan yang terakhir khitan. Dah ah mau tidur, ngantuk!” ini anak kalau mau diajak ngomong mesra pasti selalu beralasan, akhirnya kujawab

“Ok sayang, bobo yang nyenyak ya. Jangan lupa berdo’a dan bawa aku dalam mimpimu, hehehe mmuach.”



* * *



Alhamdulillah setelah aku meminang dia hubungan kami bertambah akrab. Dia jadi sering SMS atau telefon cuma sekedar menanyakan kabar. Tidak kusangka ternyata dia suka ngelucu, padahal aku pikir dia anaknya pendiam, soalnya dulu waktu disekolah dia ngga banyak omong dan kesannya tertutup banget, apalagi kalau ada cowok yang pedekate, dinginnya minta ampun! Si ketua OSIS yang keren dan otaknya tajir pun tidak bisa meluluhkan hatinya. Dan sampai sekarangpun aku masih sulit untuk mendapatkan kata-kata mesra dari dia. Dia bilang, walau kita sudah bertunangan, kita masih bukan muhrimnya. Dulu sebelum bertunangan aku pernah memberitahu dia kalau dalam sujudku aku selalu berdo’a agar dia tercipta hanya untukku, dan apa jawaban dari dia!? Dia langsung memberi siraman rohani “Do’a kamu salah! Salah besar! Harusnya do’amu begini; kalau seandainya aku baik untukmu, untuk agamamu, maka dekatkanlah aku denganmu. Tapi jika aku buruk untuk agamamu, hidupmu, keluargamu, dan keturunanmu, maka jauhkanlah aku darimu, dan lupakan aku dari pikiramu. Lalu mintalah kepada Nya, diberi pendamping istri yang sholeh! Ngerti ngga?” dan aku jawab dengan singkat,padat, dan jelas “Ho oh.”



* * *



Tak terasa satu bulan lagi dia akan pulang ke Indonesia, bukan pulang untuk cuty tapi pulang untuk selamanya. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya lalu menikah. Kalau sudah menikah nanti tidak akan kubiarkan dia untuk bekerja keluar negeri, dia harus jadi ibu rumahtangga yang baik, mengurus aku dan anak-anakku. Tapi sudah hampir dua bulan dia tidak menelfonku, mungkin dia masih marah. Cuma gara-gara masalah sepele yaitu buku! Dia meminta aku unutuk membelikan buku yang judulnya ‘Kado Pernikahan Untuk Istriku’, tapi sampai sekarang aku belum mendapatkannya. Ini Jaya Pura! Bukan Jakarta! Di ibu kato mau cari apa saja ada, lha wong kota metropolitan. Kemarin aku sudah keliling toko buku, nyari buku itu sampai mumet. Ada buku yang cirri-cirinya sama, sampul warna kuning, tebal, tapi judulnya cuma ‘Kado Pernikahan’, lalu aku SMS dia, dan dia Tanya balik pengarangnya siapa, dan kujawab pengarangnya ini. Dia langsung jawab “Tidak mau! Pokoknya harus buku ‘Koda Pernikahan Untuk Istriku’ dan pengarangnya harus ini. Titik!!” Dan sejak peristiwa itu sampai sekarang dia ngga menelfon ataupun SMS aku lagi. Pernah aku SMS dengan kata-kata yang sedikit romantis sama dia

“Sepanjang kehidupanku, aku mencari sebentuk kelembutan hati cinta sejati. Kini usai sudah segala penantian panjangku, setelah temukan dirimu kekasihku. Hanya dihatimu akan kulabuhkan hidupku karena kaulah cinta sejatiku. Bimbinglah aku selalu dalam pelukmu. Semakin hari semakin cinta, semakin dalam perasaan kasih dan sayangku padamu. Semakin aku menyadari, aku tak bisa bila tak ada dirimu.” Ingin tahu jawaban SMS dari dia

“Naskah yang menarik! Apa judulnya?.” Nyebelin banget kan, padahal semalaman kubela-belain ngga tidur bikin puisi itu, tapi jawabannya malah seperti itu. Sabar…sabar…

“Kamu mash marah ya?” tanyaku

“Koq judulnya aneh gitu? Ngga nyambung donk…” jawab dia

“Pliz… jangan bikin aku bingung. Ok! Besok aku gerilya lagi ketoko buku, semoga buku yang kamu maksud sudah ada”

“Udah ah lagi sibuk!” jawab dia.

Aku benar-benar pusing dibuatnya. Permintaannya selalu yang susah-susah, harus buku ini dan pengarangnya si anu, kalau tidak mau ya tidak! Tapi ini belum seberapa, waktu itu dia kan cuty ke Indonesia dan rencananya kita akan bertemu. Tahu ngga dia minta oleh-oleh apa!? Dia minta dibawain bulu Burung Cendrawasih! Untung aku ngga jadi pulang karena tidak mendapat surat cuty dari atasan. Tapi aku sempat ketar-ketir, takut kalau dia disambar orang, hehehe. Aku ngga tahu apa yang menarik dari buku itu, apa karena judulnya!? Yah mungkin benar karena judulnya.

Hari ini, 18 Juli 2006, pukul 19:50:21 WIT. Hatiku merasa tidak tenang, aku ingin mendengar suaranya, ingin tahu kabarnya walau cuma lewat SMS. Yah… aku tahu, aku harus mengalah. Ku raih HP dan jariku mulai menari-nari merangkai kata “Telah kau ketuk pintu hatiku dan kau pancarkan cahaya kehidupan hingga aku berpijar. Kau masuk gerbang hidupku dan kau buat aku rasakan makna cinta sejati. Dipenghujung mudaku telah kupilih dirimu sebagai pendamping hidupku, sampai akhir lajangku telah kau yakinkan aku untuk kuhabiskan hidupku bersamamu. Telah kujelajahi dunia dan aku terhenti karena sosok dirimu yang meruntuhkan egoku.” Setelah selesai kuketik lalu kutekan ‘send’ dan kutunggu beberapa saat. Ah dibalas juga

“Maaf naskah tidak diterima!!” Ya ampun… tega banget! Apa dia tidak merasakan hatiku yang sedang merana ini. Lagi-lagi harus sabar…sabar…

“Belum bobo ya…” tanyaku basa-basi

“Lagi ngerjakan hobby” jawab dia. Ngerjakan hobby?? Oh mungkin dia lagi baca buku

“Buku baru ya?”

“Ho oh” jawabnya singkat. Tuh kan bener tebakanku

“Apa judulnya?” tanyaku masih berbasa-basi agar dia mau membalas SMS ku, lumayan rasa kangen bisa terobati, hehehe

“Bukan urusanmu!!” Busyet ketus banget, pasti dia masih marah. Harus sabar…sabar…

“Boleh aku tanya sesuatu?” tanyaku lagi

“Apa”

“Bulan depan kamu jadi pulang ke Indonesia kan?..”

“Memangnya kenapa?”

“Aku ingin secepatnya menikahimu”

“Ada uang ada barang”

“Maksudnya???” tanyaku heran

“Ada buku aku pulang!!!”

GUBRAK!!!....

Kado Pernikahan Untuk Istriku

by. Lintang alit



Siapa sih yang ngga seneng punya cewek yang doyan baca alias kutu buku. Seperti cewekku yang semata wayang, yah matanya memang semata wayang, tapi bukan wayang yang dijejer paling pinggir kiri dan pinggir kanan. (Lho itu kan buta!).

Cewek semata wayangku ini ngefans berat sama yang namanya buku. Pokoknya buku apa saja diembat, dari bacaan ringan sampai yang berat. (Kayak makanan aja!). Yang bikin aku salut, dia itu seorang BMI, tapi otaknya kayak mahasiswi. (Ceile…). Dia sekarang lagi ngadu nasib di Hongkong dan alhamdulillah dapat majikan lumayan baik, buktinya dia bisa bertahan hampir 4 tahun pada satu majikan. Tapi ada sedihnya juga, takut kalau seandainya dia kerasan dinegeri orang terus dia ngga mau balik-balik kekampung, dan yang lebih parah kalau sampai dia kegaet cowok Hongkong. Tak ada semangat untuk hidup! Hidup segan mati tak mau! (Busyet…). Tapi alhamdulillah sampai sekarang kita masih berhubungan dengan baik lewat kabel canggih ataupun via post. Tapi kadang aku dibuat bingung dengan hubungan kami berdua, dibilang pacar atau teman aku kadang ngga ngerti, mungkin istilah ngetrend nya TTM, alias teman tapi mesra. Tapi kalau dibilang mesra kayak nya kurang cocok, soalnya dia itu anaknya don’t care banget. Tapi karena hal itulah, aku dibuat klepek-klepek sama dia. Tapi kadang aku juga dibikin jengkel dengan ulahnya, dia hobby banget ngerjain orang. Eh iya perlu dicatat!! Aku sudah menganggap dia sebagai cewekku! Pacarku! Walau dia sering protes kalau dalam Islam itu tidak ada istilah pacaran tapi aku tidak perduli! Tidak perduli! Fahamkan!! (Waduh koq jadi emosi sih, sabar… sabar…). Sorry perlu dicatat juga. Dia, cewekku maksudnya pelit banget sama yang namanya ‘ngobrol’. Jangan harap aku bakal menerima SMS setiap hari atau telefon satu minggu sekali. Kalau aku ngga bertindak untuk SMS duluan ngga bakal aku nerima SMS dari dia. Itulah salah satu sifatnya ‘cuek’ tapi kadang suka usil, seperti waktu itu sudah hampir satu bulan baik dia maupun aku ngga pernah kirim kabar sama sekali walaupun cuma satu SMS, dan tiba-tiba dia SMS

“Assalamu’alaikum, dapat salam dari Mba Sri” lalu ku jawab

“Wa’alaikumsalam, Mba Sri siapa ya?”

“Munafik! Ternyata benar kamu tidak pernah menyukai aku, kamu hanya ingin balas dendam! Iya kan?”

“Lho, ngomongnya koq begitu. Sudah kubilang dari dulu aku tidak pernah mendendam sama kamu. Masa lalu yang menyakitkan itu sudah aku kubur dalam-dalam. Aku ingin membuka lembaran hidup baru denganmu. Sungguh aku tidak tahu Sri yang mana??” jawabku

“Alah… pura-pura lupa”

“Tolong jelaskan Sri siapa? Apa Sri Hastati? Kamu pastinya tahu kalau dia sudah menikah bahkan sekarang anaknya sudah dua. Sungguh aku masih setia mencintaimu! Pliz..jelaskan…” setelah kuketik lalu kutekan ‘send’, kutunggu beberapa saat, tak lebih dari tiga menit dia balas SMS ku

“Masih ingat ngga, dulu kamu pernah cerita, tahun 2005 pas kamu kehutan, disana kamu ketemu sama raja hutan dan kamu bilang sama raja hutan nitip salam buat Mba Srigala!! Hahaha…”

Ya ampun… ini anak keterlaluan banget, coba kalau dia didepanku sudah kujitak kepalanya. Lalu kubalas

“Ih… bikin jantungan aja! Awas kalau ketemu nanti!”

“Justru kamu yang harus hati-hati. Ingat! Siapkan mental kalau ketemu aku nanti. Banyak ranjau darat!! Hahaha… Udah ah lagi rekaman nih.”

Rekaman… itu berarti dia lagi masak, dia memang sering menggunakan istilah-istilah lucu, misalnya kalau ngepel ‘senam lantai’, kalau lagi motongin sayur bilangnya ‘taekwondo’, untuk istilah bersihin kamar mandi dia bilang ‘apel WC’, kalau belanja bilangnya lagi ‘kasting’, katanya biar kerenan dikit. Ada-ada saja. Sejak aku ketemu dengan dia lagi, wawasanku jadi bertambah, terutama soal agama. Sungguh aku tidak menyangka walau dia dinegeri orang, tapi dia masih ingat dengan adat timurnya. Agamanya juga! Malah bisa dibilang dia lebih banyak tahu daripada aku, mungkin karena hobby bacanya itu dia jadi luas wawasan. Seperti aku tanya hal yang lebih serius, tentunya lewat SMS karena kalau telefon Indonesia ke Hongkong mungkin aku harus menguras gajiku selama tiga bulan.

“Aku ingin ngomong sesuatu sama kamu, serius!” kataku

“Assalamu’alaikum, ngomong apa nih? Mukaku udah duarius, hihihi” tuh usil banget kan, lalu kujawab

“Wa’alaikumsalam, sorry tadi ngga pakai salam. Gini… aku ingin menjalin hubungan lebih serius dengan kamu, kamu bilang dalam Islam ngga ada yang namanya pacaran. Kalau lebaran nanti aku cuty, aku akan kerumah untuk meminangmu, dan kalau kamu pulang nanti kita langsung menikah. Gimana?...”

“Kamu serius???” dia balik nanya

“Sudah dibilang dari tadi aku ngomong serius!!”

“Ok! Ok! Sorry… tapi apa kamu sudah memikirkannya dengan baik? Apa sudah dimusyawarahkan dengan ortu mu? Siapa tahu mereka sudah punya calon sendiri untukmu. Satu lagi, apa kamu tidak malu punya pendamping yang tentunya kamu sudah tahu sendiri apa statusku”

“Aku mencintai orang bukan karena statusnya! Tapi hatinya!”

“Aduh… jangan emosi gitu donk, afwan deh bukannya aku bersu’udzon” jawab dia. Aku ngga tahu harus ngomong apalagi, sungguh aku ingin menjadikan dia sebagai pendamping hidupku. Selamanya!!

“Duh… marah beneran ya? Ok, ku cabut kata-kata yang terakhir tadi. Tapi gimana dengan ortu mu? Balas!” dia SMS lagi, aku nyengir. Lalu ku jawab

“Ortu ku tidak pernah memaksakan kehendak pada anaknya”

“Amin… tapi masih ada yang mengganjal nih”

“Apalagi?” tanyaku

“Hampir 8 tahun kita tidak pernah ketemu, tentunya banyak yang berubah. Aku takut kalau kamu membayangkan diriku saat kita masih disekolah dulu.”

“Maksudmu apa? Apa ini penolakan secara halus? Apa aku akan sakit untuk kedua kalinya?” tanyaku bertubi-tubi

“Bukan. Bukan itu maksudku. Kebanyakan cowok suka cewek yang cantik, pinter dandan dan berbody aduhai. Aku ngga masuk kategori itu, wajah tak ber make-up dan bibir tak bergincu”

“Alami malah lebih indah” kataku

“Jangan munafik!”

“Bener!!!”

“Kamu tahu ngga!? Bulu alisku ngga pernah aku cabuti seperti kebanyakan cewek, karena aku ada baca dibuku bahwa Allah melaknat wanita yang mencabut bulu alisnya, dan orang yang menyambung atau minta disambungkan rambutnya, dan orang yang minta ditato atau yang mentatonya” tuh kan ujung-ujungnya kebuku juga, lalu aku iseng bertanya

“Kalau nyabutin bulu ketiak??”

“Itu fitrah Kakanda” wah… serasa mau melayang dipanggil kakanda hehehe…

“Kakanda baru tahu, sayang” kataku sedikit mesra

“Fitrah manusia itu ada lima; memotong kuku, menipiskan kumis, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, dan yang terakhir khitan. Dah ah mau tidur, ngantuk!” ini anak kalau mau diajak ngomong mesra pasti selalu beralasan, akhirnya kujawab

“Ok sayang, bobo yang nyenyak ya. Jangan lupa berdo’a dan bawa aku dalam mimpimu, hehehe mmuach.”



* * *



Alhamdulillah setelah aku meminang dia hubungan kami bertambah akrab. Dia jadi sering SMS atau telefon cuma sekedar menanyakan kabar. Tidak kusangka ternyata dia suka ngelucu, padahal aku pikir dia anaknya pendiam, soalnya dulu waktu disekolah dia ngga banyak omong dan kesannya tertutup banget, apalagi kalau ada cowok yang pedekate, dinginnya minta ampun! Si ketua OSIS yang keren dan otaknya tajir pun tidak bisa meluluhkan hatinya. Dan sampai sekarangpun aku masih sulit untuk mendapatkan kata-kata mesra dari dia. Dia bilang, walau kita sudah bertunangan, kita masih bukan muhrimnya. Dulu sebelum bertunangan aku pernah memberitahu dia kalau dalam sujudku aku selalu berdo’a agar dia tercipta hanya untukku, dan apa jawaban dari dia!? Dia langsung memberi siraman rohani “Do’a kamu salah! Salah besar! Harusnya do’amu begini; kalau seandainya aku baik untukmu, untuk agamamu, maka dekatkanlah aku denganmu. Tapi jika aku buruk untuk agamamu, hidupmu, keluargamu, dan keturunanmu, maka jauhkanlah aku darimu, dan lupakan aku dari pikiramu. Lalu mintalah kepada Nya, diberi pendamping istri yang sholeh! Ngerti ngga?” dan aku jawab dengan singkat,padat, dan jelas “Ho oh.”



* * *



Tak terasa satu bulan lagi dia akan pulang ke Indonesia, bukan pulang untuk cuty tapi pulang untuk selamanya. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya lalu menikah. Kalau sudah menikah nanti tidak akan kubiarkan dia untuk bekerja keluar negeri, dia harus jadi ibu rumahtangga yang baik, mengurus aku dan anak-anakku. Tapi sudah hampir dua bulan dia tidak menelfonku, mungkin dia masih marah. Cuma gara-gara masalah sepele yaitu buku! Dia meminta aku unutuk membelikan buku yang judulnya ‘Kado Pernikahan Untuk Istriku’, tapi sampai sekarang aku belum mendapatkannya. Ini Jaya Pura! Bukan Jakarta! Di ibu kato mau cari apa saja ada, lha wong kota metropolitan. Kemarin aku sudah keliling toko buku, nyari buku itu sampai mumet. Ada buku yang cirri-cirinya sama, sampul warna kuning, tebal, tapi judulnya cuma ‘Kado Pernikahan’, lalu aku SMS dia, dan dia Tanya balik pengarangnya siapa, dan kujawab pengarangnya ini. Dia langsung jawab “Tidak mau! Pokoknya harus buku ‘Koda Pernikahan Untuk Istriku’ dan pengarangnya harus ini. Titik!!” Dan sejak peristiwa itu sampai sekarang dia ngga menelfon ataupun SMS aku lagi. Pernah aku SMS dengan kata-kata yang sedikit romantis sama dia

“Sepanjang kehidupanku, aku mencari sebentuk kelembutan hati cinta sejati. Kini usai sudah segala penantian panjangku, setelah temukan dirimu kekasihku. Hanya dihatimu akan kulabuhkan hidupku karena kaulah cinta sejatiku. Bimbinglah aku selalu dalam pelukmu. Semakin hari semakin cinta, semakin dalam perasaan kasih dan sayangku padamu. Semakin aku menyadari, aku tak bisa bila tak ada dirimu.” Ingin tahu jawaban SMS dari dia

“Naskah yang menarik! Apa judulnya?.” Nyebelin banget kan, padahal semalaman kubela-belain ngga tidur bikin puisi itu, tapi jawabannya malah seperti itu. Sabar…sabar…

“Kamu mash marah ya?” tanyaku

“Koq judulnya aneh gitu? Ngga nyambung donk…” jawab dia

“Pliz… jangan bikin aku bingung. Ok! Besok aku gerilya lagi ketoko buku, semoga buku yang kamu maksud sudah ada”

“Udah ah lagi sibuk!” jawab dia.

Aku benar-benar pusing dibuatnya. Permintaannya selalu yang susah-susah, harus buku ini dan pengarangnya si anu, kalau tidak mau ya tidak! Tapi ini belum seberapa, waktu itu dia kan cuty ke Indonesia dan rencananya kita akan bertemu. Tahu ngga dia minta oleh-oleh apa!? Dia minta dibawain bulu Burung Cendrawasih! Untung aku ngga jadi pulang karena tidak mendapat surat cuty dari atasan. Tapi aku sempat ketar-ketir, takut kalau dia disambar orang, hehehe. Aku ngga tahu apa yang menarik dari buku itu, apa karena judulnya!? Yah mungkin benar karena judulnya.

Hari ini, 18 Juli 2006, pukul 19:50:21 WIT. Hatiku merasa tidak tenang, aku ingin mendengar suaranya, ingin tahu kabarnya walau cuma lewat SMS. Yah… aku tahu, aku harus mengalah. Ku raih HP dan jariku mulai menari-nari merangkai kata “Telah kau ketuk pintu hatiku dan kau pancarkan cahaya kehidupan hingga aku berpijar. Kau masuk gerbang hidupku dan kau buat aku rasakan makna cinta sejati. Dipenghujung mudaku telah kupilih dirimu sebagai pendamping hidupku, sampai akhir lajangku telah kau yakinkan aku untuk kuhabiskan hidupku bersamamu. Telah kujelajahi dunia dan aku terhenti karena sosok dirimu yang meruntuhkan egoku.” Setelah selesai kuketik lalu kutekan ‘send’ dan kutunggu beberapa saat. Ah dibalas juga

“Maaf naskah tidak diterima!!” Ya ampun… tega banget! Apa dia tidak merasakan hatiku yang sedang merana ini. Lagi-lagi harus sabar…sabar…

“Belum bobo ya…” tanyaku basa-basi

“Lagi ngerjakan hobby” jawab dia. Ngerjakan hobby?? Oh mungkin dia lagi baca buku

“Buku baru ya?”

“Ho oh” jawabnya singkat. Tuh kan bener tebakanku

“Apa judulnya?” tanyaku masih berbasa-basi agar dia mau membalas SMS ku, lumayan rasa kangen bisa terobati, hehehe

“Bukan urusanmu!!” Busyet ketus banget, pasti dia masih marah. Harus sabar…sabar…

“Boleh aku tanya sesuatu?” tanyaku lagi

“Apa”

“Bulan depan kamu jadi pulang ke Indonesia kan?..”

“Memangnya kenapa?”

“Aku ingin secepatnya menikahimu”

“Ada uang ada barang”

“Maksudnya???” tanyaku heran

“Ada buku aku pulang!!!”

GUBRAK!!!....

KASIH dan BINGUNG




Ketika itu kehidupan di Hong Kong masih sangat sulit. Tidak seperti sekarang
ini. Tetapi yang namanya kerja-keras - banting tulang - ya dari dulu sampai
sekarang penghidupan di Hong Kong selalu menuntut orang-orang berbuat
kerja-keras - banting tulang.

Ada satu komunite orang-orang kita yang datang dari Jawa dan memulai
berpenghidupan di Hong Kong. Antara satu keluarga dan keluarga lainnya dan
antara satu orang dengan orang lainnya, saling bersahabat dan merasakan
dirinya saling dekat. Pada umumnya seluruh komunite ini tinggalnya di
berbagai apartemen. Apartemen yang sempit dihuni oleh orang yang banyak.
Tidak banyak atau sangat sedikit ada orang yang apartemennya yang luas dan
punya ruangan yang besar dan leluasa. Siapa juga tahu bahwa Hong Kong itu
adalah pulau yang kecil - tanahnya sempit - penduduknya padat - mencari
pekerjaan sulit, paling sedikit tidak gampanglah!

Di komunite yang kita ceritakan ini - ada seorang yang tak dapat lagi
dikatakan muda. Tadinya dia hidup sendirian - bekerja di sebuah toko
makanan. Penghidupannya rata-rata sama dengan orang-orang dan keluarga
lainnya. Jauh daripada kaya - tetapi juga tidak miskin amatlah. Dapat
memenuhi kehidupan minimum - makanan dan pakaian serta perumahan walaupun
bersempit-sempit. Nama bapak yang sedang kita ceritakan ini adalah Pak
Wiryo. Pada mulanya banyak orang-orang suka kepada Pak Wiryo ini. Karena
memang dia ramah - baik dan pandai cerita. Yang paling menarik - dalam
setiap ceritanya akan selalu dibumbui dengan kata k a s i h. Selalu
menekankan kasih - kasih sesama manusia - kasih sesama antara sesama - tentu
saja antara teman dan saudara. Kalau lebih dari itu kata-kata dan ceritanya
- Pak Wiryo ini tentu akan disangka orang - adalah seorang pendeta atau
seorang yang sangat paham akan ilmu agama - dan kira-kira agama Kristen.

Tadinya banyak orang-orang - keluarga - anak-anak muda - yang sering datang
ke apartemen Pak Wiryo ini. Mau bercakap-cakap - mau mendengarkan
cerita-cerita Pak Wiryo. Dan mereka yang datang itu ada-ada saja yang
dibawanya - berupa makanan - hidangan ala kadarnya buat disantap bersama
ramai-ramai. Siapa yang akan tega datang tanpa membawa apa-apa ke rumah Pak
Wiryo yang cerita dan kata-katanya selalu menekankan tentang K A S I H. Dan
semua orang juga memang rela dan ikhlas memeberikan yang barangkali bisa
dihubungkan dengan kasih itu tadi.

Suatu waktu ada keluarga dari komunite itu yang kedatangan tamu - yang agak
ramai - dari Jawa, katanya sih dari pedesaan di Purwodadi. Agak sedikit
sibuklah komunite ini, bagaimana menempatkan sebanyak 7 orang yang baru
datang itu. Sedangkan apartemen mereka begitu sempitnya. Maka orang-orang
ini berunding - berbagi - akan ditempatkan di keluarga mana - kepada siapa.
Orang-orang mengusulkan agar satu atau dua orang semoga bisa di apartemen
Pak Wiryo. Dan mereka mendatangi Pak Wiryo - memohon kebaikannya agar bisa
menerima satu atau dua orang yang baru datang itu. Tetapi katanya - Pak
Wiryo sendiri akan kedatangan keluarganya juga pada hari Senin ini - yang
ketika itu sudah hari Sabtu - jadi artinya dua hari lagi. Orang-orang ini
memaklumi keadaan Pak Wiryo yang akan kedatangan tamu juga. Terpaksa cari
lagi keluarga lainnya.

Suatu waktu ada keluarga komunite ini yang ke toko di mana Pak Wiryo
bekerja. Mereka mau membeli makanan jadi - seperti gorengan - perkedel -
empal dan goreng sayap ayam. Kebetulan ketika itu Pak Wiryo yang
meladeninya. Setelah memesan beberapa macam makanan - dan dengan tak lupa
Pak Wiryo memberikan sedikit makanan yang berlebih - orang itu dengan senang
hati pulang membawa makanan itu - yang resmi dibeli dan yang dapat persen
dari Pak Wiryo.

Ketika sampai di rumah - ternyata kegembiraan mula pertama tadi - agak surut
dan lama-lama hilang. Sebab ternyata yang resmi dibeli - adalah makanan yang
sudah kurang segar dan makanan yang berupa persenan itu - sudah termasuk
tidak layak-makan lagi. Jadi semua makanan tadi bukan yang seperti
diharapkan si pembeli.

Tetapi mungkin Pak Wiryo tak sengaja atau lupa atau salah pilih.
Bagaimanapun dalam hati si pembeli dan orang-orang tertentu di komunite itu
sudah sedikit ada catatan dalam pikirannya masing-masing. Yang paling
orang-orang ingat - yang katanya keluarga Pak Wiryo mau datang itu -
ternyata tidak ada - atau tidak jadi datang barangkali.

Lalu pikiran orang-orang berkembang atas perilaku Pak Wiryo sendiri.
Orang-orang menghubungkan dengan "khotbah"nya sendiri - agar selalulah
menyebarkan kasih, maka orang-orang sedikit demi sedikit jadi berpikir -
yang harus kasih itu yang mana? Apakah orang-orang lain kepada Pak Wiryo
sendiri ataukah antara sesama manusia tanpa perbedaan status sosial. Makin
lama kehidupan di sana - semakin akan ketahuan dan sangat transparan semua
ulah perilaku siapapun. Apalagi komunite ini kecil dan pergaulannya rapat
dan saling dekat. Pelan-pelan dan sejak agak lama - mulailah ada orang-orang
memberi gelaran kepada Pak Wiryo. Semula banyak yang menggelari Pak Wiryo
dengan nama Pak Kasih. Ini karena dari mulutnya terlalu banyak kata-kata
kasih. Tetapi ada juga yang menggelarinya Pak Bingung. Mengapa begitu?
Orang-orang bepikir bahwa Pak Wiryo alias Pak Kasih itu adalah orang serba
bingung - akan diberikah kebaikan kepada seseorang atau hanyalah kata-kata
yang tidak punya arti sesungguhnya. Dan ada juga yang menapsirkan yang
bingung itu bukannya Pak Wiryo - tetapi justru para tetangga dan orang-orang
sekelilingnya - sebab kata-kata kasih dengan kenyataan selama ini antara Pak
Wiryo dengan orang komunitenya sangat bertentangan dengan "khotbah" selama
ini.

Tetapi ternyata yang mengamalkan kata kasih itu lebih banyak orang-orang
yang tidak bicara soal kasih tetapi mengandung banyak pengertian kasihnya
sendiri. Karena antara lain - betapapun Pak Wiryo hanya dalam kata-kata
menyebarkan "khotbah" kasih itu - sedangkan orang-orang lain tetap tidak
lalu mengurangi perhatian dan kebaikan kepada Pak Wiryo. Sekali-sekali
mereka tetap datang ke rumah Pak Wiryo - dan selalu ada-ada saja yang dibawa
mereka ke Pak Wiryo - baik berupa makanan siap-santap maupun bahan
mentahnya. Sebab Pak Wiryo sudah berusia kepala tujuh - dan orang-orang
tetap ada rasa kasih kepada Pak Wiryo tanpa menyebarkan kata-kata dan
"khotbah" seperti yang selalu disebarkan Pak Wiryo. Ternyata - dan ada yang
berpikiran demikian - apakah kasih itu harus datang dari orang lain agar
menyebarkan kepada Pak Wiryo? Sebab selama ini samasekali tidak terbukti apa
yang dilakukan Pak Wiryo sama dengan apa yang disebarkannya. Bahkan ada yang
diam-diam dalam hatinya menyebut Pak Kasih yang satu ini cukup egois dan
sangat mementingkan dirinya sendiri. Tetapi namun demikian - orang-orang
yang dalam hatinya ada pikiran begitu tadi - tetap secara biasa masih mau
mendekati Pak Wiryo - sebagai orang tua yang seharusnya selalu dihormati,-

Puisi Melayu




Minggu, 04 Januari 2009

Sebbuah Percakapan Cinta Dengan Setan



Duhai setan
Cukup lama sudah kita bermesraan
Kini aku mulai kehilangan rasa cinta antara kita

Aku ingin sekali mencintai Allah
Cobalah kasih aku kesempatan wahai setan
Menjauhlah dariku 40 tahun saja
Dan jangan kembali

Lupakan cinta antara kita
Lupakan bahwa kita pernah menjadi teman rahasia
....
Duhai setan,
Nikmat berteman dengan engkau sedikit saja
Tapi kesakitannya begitu panjang
Dan penyakitnya begitu dalam

Duhai setan
Ambilah semua janji janji mu dari benakku
Biar kuisi dengan janji janji cinta Maryam
Biar kuisi dengan janji janji cinta istri Fir'aun
Diposkan oleh peranita di 19:19

Hikayat Cinta Muda Sepasang Rupa

Bagai pucuk noda tergores luka
Membatu fakir terbayang masa
Lamun malam rindukan sisa rasa yang terlupa
Sapa sentuhnya setia sejukkan ari sepasang rupa

Terbenamkan angkuh saat sinar ronamu melintas di baying
Angan sejengkal kini tebang melayang tinggi seiring hayal malam itu
Membubung harap, agar hati tersemi seorang lelaki jalang
Cinta muda hadir di jiwa sepasang anak manusia terlanda asmara

Sentuhnya benar getarkan senyum yang kemarin membuta
Terbata-bata kata terlontar kala tersapa cinta
Ternganga dan terpana saat senyum manis teraba jiwa
Simponi asmara kini tersemi dihati sepasang rupa

Kamis, 01 Januari 2009

Three On Three Love And Pray

Category: Movies
Genre: Other

bintang 3 ajah jadi tetep kompakan dong sama judulnya. buat reviewnya bakal tetap sama ya dengan beberapa postingan, di beberapa pemberitaan.

'3Doa3Cinta' disutradarai oleh Nurman Hakim, dan Nan Achnas, sebagai produser film. Film produksi TriXimages dan Investasi Film Indonesia (IFI) ini diputar serentak pada 18 Desember 2008. Hasil karya dari TriXimages sendiri dapat kita tau dari beberapa film layar lebarnya, yaitu ”Bendera” dan terakhir ”The Photograph” di tahun 2007. IFI sendiri telah memproduksi Coklat Stroberi (2007), Radit dan Jani (2008) dan terakhir



saya terkesan dengan :
1. lamanya pembuatan Film ini yaitu 3 tahun, di 3 kota juga Magelang, Yogjakarta dan Jakarta.

2. pengangkatan tema yang *menurut saya* berani banget, dengan mengangkat cerita tentang kehidupan dipesantren yang notabenenya adalah wilayah yang paling sensitif terlebih dengan dihadirkannya Huda (nicolas saputra) yang mencintai penyanyi dangdut keliling Dona satelit (Dian sastro).
yang pasti beneran terkesan adalah film ini diam-diam dibuat tidak untuk konsumsi lokal saja. tanpa tercium bau apapun tiba-tiba saja “3Doa3Cinta” mendobrak perfilm-an indonesia dengan terpilihnya “3Doa3Cinta” dalam Official Selection di Pusan International Film Festival di Korea, artinya “3Doa3Cinta” akan mendapat kehormatan untuk ditayangkan perdana atau world premier di Korea pada bulan Oktober mendatang. wuih.... tapi selain “3Doa3Cinta”, "Laskar Pelangi" turut serta juga dalam festifal film korea.

3. Selain itu skenario film ini juga berhasil mendapatkan script development grant dari Global Film Initiative di San Francisco, Amerika Serikat; Goteborg International Film Festival Fund dari Swedia dan Fond Sud Cinema dari Perancis. dan pada Mei 2008 lalu, “3Doa3Cinta” diundang ke Cinema du Sud di Cannes Film Festival di Perancis dimana film ini diputar didepan para produser, sutradara dan distributor film internasional.

4. goyangannya Dian sastro.... wiiiiiiiiiiiiiiiii kabarnya dia memang samapi serius untuk belajar nyanyi dangdut plus goyangannya. hebat! selain itu image dian bener-bener jatoh. mulai dari matre, murahan, dan juga norak


yang menurut saya gimana gitu adalah

1. maksa banget gak sih Daian dan Nico dipertemukan? buat dongkrak film ini
kedepan tentunya (yah mengulang masa jayanya AADC)

2. Huda alias Rama tetap saja *menurut saya* belum bisa meninggalkan karakter Rangga dalam film "Ada Apa Dengan Cinta" ataupun Gie dalam film "Gie"

3. dengan adanya Jajang C Noer dan Butet Kertajaya terlalu maksa, menurut saya. coba dicari figur lain yang kesannya gak itu-itu saja.

4. dan tetep aja adegan ciuman ada disini. hihihi keharusan kali ya (dian sastro nyosor abis !!!)


tapi yah penilaian yang sempit ini tentunya tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan usaha, visi & misi, serta target yang TriXimages dan Investasi Film Indonesia capai. so jangan lewatkan film yang satu ini. carna kita bakal tau bagaimana sih kehidupan dipesantren itu sebenrnya (meski tidak selebar aslinya). selamat berlibur!!!